Pernahkah Anda mendengar istilah phobia? Kata “phobia” berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti takut (fear). Jadi, Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda, situasi, atau suatu kejadian.
Phobia sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah. Peristiwa traumatis di masa kecil juga dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.
Bila seseorang yang memiliki phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), maka orang tersebut biasanya akan memperlihatkan gejala sebagai berikut:
* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas
* Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Mual
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan
American Psychiatric Association mengkategorikan fobia menjadi tiga jenis:
a. Agoraphobia : Takut akan tempat ramai. Nama agora ini diambil dari nama pasar dan balai pertemuan di jaman Yunani Kuno. Mereka yang menderita phobia biasanya akan merasa cemas saat berada ditengah kerumunan orang. Jika orang yang ada disekitarnya semakin banyak, maka ia akan berusaha kabur dan menghindar. Maka dari itu penderita agoraphobia ini lebih suka menyendiri.
b. Social Phobia : Takut bertemu orang. Pengidap social phobia ini tidak sama dengan pemalu. Namun lebih kepada rasa takut yang begitu besar yang dirasakan saat bertemu orang lain. Ketakutan ini meliputi rasa takut bahwa orang lain akan menilai fisiknya buruk, ia tidak akan bisa bicara baik depan orang lain, dan sebagainya.
c. Specific Phobia : Ketakutan terhadap beberapa hal yang lebih spesifik. Seperti misalnya takut pada ketinggian, takut akan petir, takut akan hewan tertentu, takut berada diruang sempit, dan takut pada kegelapan.
Phobia ini dapat disembuhkan, khususnya dengan terapi oleh tenaga ahli (psikolog). Oleh karena itu, jika Anda mengalami salah satu dari ragam phobia di atas, ada baiknya Anda segera menghubungi psikolog untuk bebas dari kondisi tersebut.
Penulis : Fajriati M Badrudin, Psikolog
Editor : Eri Vidiyanto, M. Psi, Psikolog