Anda pastinya pernah mendengar tipe kepribadian introvert, ekstrovert dan ambivert. Namun, sebelum melabel diri sebagai seorang yang memiliki kepribadian introvert, ekstrovert atau ambivert, sebaiknya kenali dulu baik-baik apakah yang dimaksud dengan kepribadian introvert, ekstrovert dan ambivert itu beserta ciri-cirinya.
1. Introvert
Konsep introvert dan ekstrovert pertama kali dicetuskan oleh psikiater asal Swiss bernama Carl Jung. Ia percaya bahwa beberapa orang bisa mendapatkan energi dari dunia eksternal (ekstrovert) dan lainnya mendapatkan energi dari dunia internal (introvert).
Definisi introvert sendiri adalah seseorang yang bisa menyerap energi ketika sedang sendiri memilih ketenangan untuk refleksi. Mereka tidak menolak menghabiskan waktu bersama satu atau dua orang terdekatnya.
Mereka kadang membutuhkan waktu menyendiri untuk memulihkan energinya setelah berinteraksi di lingkungan sosialnya. Mereka juga cenderung tidak suka omongan basa-basi, dan lebih memilih percakapan yang lebih berarti.
Berikut ciri-ciri kepribadian introvert lainnya yang perlu Anda ketahui:
- Memilih kerja sendiri. Jika kalian merasa kerja kelompok terlalu berlebihan, tandanya Anda adalah seorang introvert. Orang introvert biasanya bekerja lebih efektif ketika mereka bekerja sendiri karena bisa lebih fokus.
- Introspektif dan ingin tahu. Sebelum merencanakan sesuatu, biasanya seorang introvert memilih untuk memikirkannya secara matang terlebih dahulu.
Cara berpikir orang introvert memang lebih internal. Pola berpikir ini yang mendorong mereka untuk banyak melakukan riset dan refleksi diri sendiri.
- Sering dituduh melamun. Orang introvert biasanya melarikan diri dari situasi di sekitarnya dengan melamun atau membiarkan pikiran mereka bebas berkeliaran.
- Memilih menulis dibanding berbicara. Orang introvert lebih memilih untuk menuangkan pikirannya lewat tulisan daripada lisan, apalagi jika mereka sedang tidak siap.
2. Ekstrovert
Ekstrovert sering didefinisikan sebagai "life of the party". Mereka sangat tertarik dengan interaksi sosial, bahkan bisa mengambil energi dari situasi tersebut.
Ahli saraf mengatakan ekstrovert lebih responsif terhadap stimulasi dari luar karena otak mereka mengeluarkan lebih banyak dopamine di tengah situasi sosial. Dopamine sendiri adalah senyawa kimia di otak yang menyebabkan rasa senang dan puas.
Berikut ciri-ciri kepribadian ekstrovert lainnya:
- Tidak suka menyendiri. Ekstrovert tidak suka menyendiri karena mereka merasa keadaan tersebut justru menguras energi mereka. Mereka mengisi ulang energi justru dengan berada di tengah orang banyak.
- Senang berada di tengah orang banyak. Beda dengan introvert, ekstrovert justru merasa nyaman berkumpul dalam kelompok besar. Mereka bahkan tidak segan menjadi pemimpin di kerja kelompok dan kegiatan sosial setelah kerja.
- Memiliki banyak teman. Orang ekstrovert lebih mudah mendapatkan teman baru karena mereka merasa nyaman dengan energi orang lain. Mereka juga memiliki jaringan sosial yang luas dengan banyak kenalan.
- Outgoing dan optimis. Ekstrovert kadang disebut sebagai orang yang bahagia, positif, ceria, dan ramah. Mereka jarang terlalu memikirkan kesulitan dalam hidup.
- Tidak khawatir dengan risiko. Orang ekstrovert kadang suka melakukan tindakan yang berisiko. Jika tindakan tersebut berhasil dan risikonya terbayarkan, mereka akan merasa sangat puas.
3. Ambivert
Sesungguhnya introvert dan ekstrovert adalah sebuah spektrum. Artinya, tidak semua orang 100% memiliki kepribadian introvert atau ekstrovert, tapi justru berada di tengah-tengah.
Anda bisa saja berada lebih dekat dengan sisi introvert atau ekstrovert. Jika Anda merasa tidak cocok dengan deskripsi kedua kepribadian tersebut, kemungkinan besar kalian adalah seorang ambivert.
Kepribadian ambivert bisa condong ke sisi introvert atau ekstrovert tergantung pada situasi yang mereka hadapi. Berikut ciri-ciri kepribadian ambivert yang perlu kalian ketahui:
- Pendengar yang baik. Ekstrovert mungkin lebih banyak bicara dan introvert lebih banyak melihat dan mendengar. Tapi ambivert tahu kapan harus bicara dan kapan harus menjadi pendengar.
- Bisa mengatur perilaku. Kepribadian ambivert bisa menyesuaikan perilakunya tergantung dari orang dan lingkungan di sekelilingnya.
- Merasa nyaman di situasi sosial, tapi juga menghargai waktu menyendiri. Jika mendapat undangan pesta dari temannya, seorang ambivert mungkin akan memikirkan pro dan kontra dari acara tersebut. Mereka bisa saja memilih untuk pergi atau tidak.
- Memiliki empati yang tinggi. Kepribadian ambivert bisa menjadi pendengar yang baik dan mengerti situasi seseorang. Jika seorang temannya mengalami masalah, ambivert akan mendengar dan memberi pertanyaan mendalam untuk membantu menyelesaikan masalah.
- Bisa menyediakan keseimbangan. Di situasi sosial, seorang ambivert bisa memberikan keseimbangan yang diperlukan. Mereka bisa saja menjadi orang pertama yang memecahkan kesunyian dan membuat orang lain yang lebih introvert menjadi lebih nyaman untuk berbicara.
Bagaimana? Setelah membaca artikel di atas, apakah Anda sudah bisa memahami tipe kepribadian yang Anda miliki? Kalau masih ragu coba Anda isi inventori kepribadian dari Eysenck yang ada di link Quiz aplikasi ini. Dan…. Kalau masih ragu juga, Anda bisa melakukan konseling dengan para Psikolog kami agar Anda bisa mengetahui dan memahami apa tipe kepribadian Anda sehingga Anda bisa mengembangkan diri dan meraih kebahagiaan dengan apa pun tipe kepribadian yang Anda miliki.
Penulis : Fajriati M. Badrudin, Psikolog
Gambar: https://www.pusatilmupengetahuan.com/wp-content/uploads/2020/02/Introvert-Extrovert-dan-Ambivert.jpg