Salah satu sumber rasa penasaran orangtua adalah terkait masa depan anak-anak mereka. Orangtua sering membayangkan akan jadi apa anaknya kelak dan sibuk merancang masa depan anaknya nanti. Rasa penasaran tersebut juga membuat orangtua ingin sekali tahu apa minat dan bakat anak-anak mereka. Pertanyaan, “kira-kira bakat anak saya apa, dok?” merupakan pertanyaan yang sering muncul.
Apakah keduanya merupakan hal yang sama atau berbeda? Bagaimana cara mengetahui minat dan bakat seseorang? Kapan waktu yang tepat untuk mengetahui minat-bakat seseorang? Yuk, kita bahas satu persatu! J
Minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan suatu aktivitas, objek, maupun situasi tertentu, dan disertai dengan perasaan senang saat sedang melakukannya. Minat menumbuhkan rasa ingin tahu untuk mengetahui dan mempelajari suatu objek yang disukai. Dapat dikatakan minat adalah kemauan, yang mendorong manusia untuk aktif mencari informasi, mempelajari, serta menguasai hal yang menjadi kesukaannya. Tiap orang bisa punya minat yang berbeda. Mungkin ada yang menggemari kegiatan olah raga, memasak, menjahit, atau menyukai bidang otomatif, kecantikan, teknologi, dll
Ada lagi yang disebut dengan bakat. Bakat adalah potensi-potensi spesifik yang dimiliki oleh seseorang, yang memungkinkannya untuk mencapai kecakapan, dengan diberikan latihan khusus. Berdasarkan pengertiannya, bakat merupakan kemampuan, yang biasanya terberi (bawaan dari lahir), namun tetap harus diasah untuk membuat seseorang terampil maupun menguasai keahlian tertentu.
Minat dan bakat adalah dua hal yang berbeda, namun keduanya saling menunjang. Kemauan tanpa didukung kemampuan pasti tidak berhasil, sedangkan kemampuan tanpa kemauan, sering tidak optimal, karena kurangnya motivasi (bisa membuat ogah-ogahan dalam mengerjakan tugas-tugasnya). Seseorang dapat dikatakan optimal bila bisa bekerja sesuai dengan bakatnya dan pada bidang yang menjadi minatnya.
Bakat dan minat dapat diketahui dengan menggunakan tes psikologi lengkap. Bakat dapat diprediksi dengan alat tes yang mengukur kecerdasan secara utuh, maupun kemampuan spesifik, seperti kemampuan berhitung, pemahaman verbal, kemampuan administrasi, kecepatan kerja, dll. Sedangkan minat dapat diketahui dengan inventori terkait kesukaan, seperti memilih tugas ataupun profesi tertentu, serta mengetahui kecenderungan kepribadian, seperti lebih suka bekerja mandiri atau bersama-sama, lebih menyukai tugas-tugas yang berhubungan dengan orang atau alat, dll.
Walaupun begitu, tes minat-bakat baru sesuai diberikan untuk anak-anak berusia remaja. Hal ini dikarenakan remaja dianggap sudah cukup mengenali kemauannya, serta sudah memiliki gambaran akan masa depan. Kemampuan para usia remaja pun telah berkembang dengan cukup matang. Tes minat-bakat pun diperuntukkan untuk anak-anak dengan taraf kecerdasan rata-rata, karena membutuhkan pemahaman yang memadai akan tugas-tugas yang diberikan, sehingga kurang cocok diberikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Akan tetapi, orangtua dapat mengidentifikasi minat-bakat anak-anaknya dengan cara-cara berikut ini :
1. Perkenalkan berbagai informasi
Kenalkan anak dengan berbagai informasi untuk memperluas wawasannya. Orangtua bisa mendongengkan anak, memberikan berbagai bacaan yang menarik, mengajak anak berjalan-jalan dan memberitahu hal-hal yang menarik di lokasi wisata, mengajak anak berdiskusi akan topik-topik yang sedang hangat, serta bisa memberitahu berbagai jenis profesi yang ada. Makin banyak informasi yang dimiliki anak akan kegiatan tertentu maupun berbagai pekerjaan yang ada di sekelilingnya, maka anak pun akan lebih mudah memilih kegiatan yang ia sukai. Anak juga bisa membayangkan cita-cita yang ingin dicapainya.
2. Kenali hobi anak
Hobi merupakan jenis kegiatan berulang yang biasanya dilakukan di waktu senggang. Hobi biasanya adalah jenis kegiatan yang disukai, dan dapat digunakan untuk mengetahui minat seseorang. Orangtua perlu mengamati mainan apa yang suka dimainkan anak, informasi apa sih yang sering ditanyakan anak, tayangan tentang apa yang paling disukai anak, maupun kegiatan apa yang sering dilakukan anak sehari-hari. Mungkin anak suka berolahraga, mewarnai, membongkar mainannya, mencoba-coba memasak, atau suka membaca buku tentang mobil, hewan, dll, bisa jadi ia menunjukkan minat di bidang tersebut.
3. Berikan stimulasi secara rutin
Saat orangtua sudah mengenali hobi anak, orangtua bisa memberikan latihan yang sesuai hobinya. Misalnya anak yang suka bernyanyi, dapat dimasukkan ke les vokal, anak yang suka memasak bisa diberikan tantangan untuk mencoba resep-resep yang mudah, anak yang suka beladiri bisa diikutsertakan di dojo, dll. Orangtua juga bisa memberikan buku-buku bacaan maupun mainan sesuai dengan minat anak. Dengan banyak stimulasi yang diberikan serta latihan rutin, minat tersebut bisa terarah dengan baik. Seandainya potensi anak memang sesuai dengan minatnya, maka potensi tersebut pun mampu berkembang optimal.
4. Beri ruang dan fasilitasi untuk berkarya
Setelah stimulasi dilakukan, bantu anak untuk menghasilkan sebuah karya yang dapat mengoptimalkan minat dan potensi nya dengan memberi ruang dan memfasilitasi hal yang dibutuhkan . Hal ini memberikan bukti nyata dan menjadi motivasi bagi anak untuk dapat menekuni dan mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri namun juga bias bermanfaat dan diakui oleh orang – orang di sekitarnya. Hal ini memperkuat keyakinan dan meningkatkan kepercayaan diri anak akan kemampuan yang dimilikinya.
Penulis: Mardiana Hayati Solehah, M.Psi, Psikolog
Editor: Indah Sulistyarini, M.Psi., Psikolog
Gambar: https://F4-designer.com