Makan : Pemenuhan Raga dan Jiwa
Sahabat, sudahkah kalian makan? Apakah kalian saat ini terlalu sibuk sampai belum sempat makan, walau perut kalian sudah protes sejak tadi? Apakah kalian sedang kalut, sedih, atau banyak masalah, sampai kehilangan selera? Apakah kalian makan berlebihan atau terburu-buru? Apakah kalian memedulikan apa yang kalian makan?
Makan merupakan sebuah kegiatan yang nampak sepele, namun sebenarnya berperan penting dalam kehidupan. Makhluk hidup butuh makan untuk bertahan hidup. Makan merupakan proses untuk memperoleh energi yang dibutuhkan dalam beraktivitas. Tapi tahukah Sahabat, makan tidak hanya penting untuk pemenuhan kebutuhan fisik (raga), namun juga untuk jiwa.
“You are what you eat”. Pepatah tersebut menunjukkan bahwa proses makan (apa yang kamu makan, cara makan) mencerminkan siapa dirimu. Mengatur makan bisa memberikan banyak keuntungan untuk fisik maupun psikisnya. Tidak setiap orang bisa melakukan yoga atau teknik meditasi berstruktur, karena keterbatasan waktu, tempat, atau kesulitan berkonsentrasi. Akan tetapi semua orang butuh makan, dan bisa menjadikan makan sebagai cara untuk menenangkan diri, dengan teknik-teknik berikut ini :
1. Kenali sinyal tubuhmu
Tubuh selalu jujur, maka perhatikanlah sinyal-sinyal tubuh. Saat tubuh mengirimkan sinyal akan rasa lapar, maka segeralah penuhi kebutuhan tersebut. Paksakan untuk makan walau sedang tidak berselera, sebagai bentuk rasa cinta akan diri sendiri. Kenali juga bila tubuhmu bila terasa penuh, sebagai tanda untuk berhenti makan. Amati reaksi tubuh saat mengonsumsi makanan tertentu. Bila tubuh menunjukkan penolakan, seperti mual, muntah, pusing, diare, maka hindari konsumsi makanan-minuman tersebut, karena bisa merugikan kesehatanmu.
2. Bernafas dulu
Manusia pasti selalu bernafas ya, tapi belum tentu cara kita bernafas sudah tepat. Sebelum makan, sambil berdoa, cobalah untuk menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ulangilah sampai Sahabat merasa lebih nyaman.
3. Fokuskan pikiran pada makananmu
Jadikan waktu makan sebagai momen intim dengan dirimu sendiri. Tidak perlu terlalu lama, tapi sediakan waktu khusus dalam sehari untuk fokus pada makananmu. Selama makan, pinggirkan dulu lembar-lembar kerjamu, gawaimu, maupun tugas-tugas rumah tangga. Gunakan seluruh panca indera untuk melihat bentuk, warna, ukuran, mengendus aroma makanan, meraba tekstur, mengunyah, serta mengecap berbagai rasa dalam satu piring makananmu. Sahabat juga bisa menggunakan waktu makan untuk bercengkerama dengan orang-orang tersayang, seperti orangtua, pasangan, dan anak.
4. Bersyukur akan makanan
Selesai makan, jangan pernah lupa untuk bersyukur atas karunia yang telah diberikan Tuhan, seperti panca indera yang lengkap sehingga bisa menikmati makanan yang tersaji, pencernaan yang sehat, maupun masih diberikan kemampuan untuk menyediakan makanan. Berterimakasih lah juga pada ibu atau istri yang telah mengolah makanan tersebut (bila kamu tidak mengolah makananmu sendiri). Sahabat juga bisa memuji ibu kantin loh! (atau penjaja makanan lain yang menjadi langgananmu). Dengan dipuji, orang-orang tersebut akan merasa dihargai dan makin bersemangat menyajikan makanan sebaik-baiknya. J
Sahabat, masalah boleh menyerang, patah hati boleh datang dan pergi, tapi manusia diciptakan Tuhan dengan kemampuan untuk mengatasi kesulitan. Hati boleh terluka, stres boleh mendera, jiwa bisa tersakiti, tapi manusia bisa memulihkan diri, melalui kegiatan-kegiatan sederhana yang bisa dilakukan siapa saja serta tidak banyak makan waktu dan biaya. Makan adalah salah satunya.
Masih banyak sekali kegiatan sehari-hari yang nampaknya sepele, tapi ternyata berdampak besar bagi kesehatan fisik maupun mental. Menenangkan diri pun bisa dilakukan dengan berbagai cara, tidak hanya dengan meditasi dan yoga. Bila Sahabat ingin mengetahui lebih lanjut kegiatan-kegiatan apa lagi yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan diri, langsung saja ikuti Webinar Sahabatku dan Sahabat Ayah-Bunda dengan tema “Self-Healing Agar Makin Berdaya”.
Penulis: Mardiana Hayati Solehah, M.Psi., Psikolog
Editor: Muhammad Chalid, S.Psi., M.M., Psikolog
Gambar: https://unsplash.com/photos/Orz90t6o0e4