Memiliki keluarga yang merupakan sumber bahagia dalam hidup kita tentunya merupakan harapan setiap orang. Hanya saja, harapan tersebut seringkali tidak sesuai dengan kenyataan mengingat kemampuan beradaptasi terhadap masalah, kemampuan menghadapi rutinitas, kemampuan komunikasi yang baik dan faktor lainnya yang dimiliki setiap orang berbeda. Padahal semua kemampuan tersebut sangatlah penting dalam menjaga kebahagiaan keluarga. Berikut tips yang Sahabatku berikan untuk menjadikan keluarga yang kita miliki sebagai sumber bahagia:
1. Orang tua mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai masalah sepanjang waktu. Tentunya dalam setiap fase kehidupan yang kita jalani akan ada tantangan baru untuk dilewati. Orang tua yang adaptif terhadap masalah akan membuat anak lebih mudah untuk beradaptasi dengan masalah-masalah yang ia hadapi dalam kehidupannya.
Salah satu kunci agar dapat berperilaku adaptif adalah memiliki pemaknaan yang baik terhadap masalah dan kesabaran. Masalah dapat kita jadikan sebagai karunia dari Tuhan. Kesabaran yang kita punya dalam mengatasi masalah keluarga akan semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Selain itu, masalah itu sendiri dapat menguatkan ikatan (bonding) dalam keluarga sehingga keluarga-pun akan semakin kuat karena pernah memiliki pengalaman menyelesaikan masalah dan mampu beradaptasi serta fokus pada solusi.
Orang tua perlu mendukung anak dalam menyelesaikan masalahnya. Misalnya, menjadi pendengar yang baik dan tidak menghakimi ketika anak menceritakan masalahny, bersedia memberikan alternatif solusi ketika anak meminta bantuan, termasuk memberikan anak kesempatan memilih hukuman yang akan ia terima ketika ia melakukan kesalahan, serta bersedia untuk bermusyawarah ketika ada masalah yang dirasa perlu diketahui oleh semua anggota keluarga. Sehingga keluarga sebagai sumber bahagia benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh anggota keluarga yang mungkin sedang jatuh kemudian bangkit lagi dalam mencapai visi dan misi bersama.
2. Upayakan untuk memiliki waktu berkualitas bersama yang rutin. Misalnya melaksanakan makan malam bersama yang menyenangkan atau memaksimalkan waktu sebelum tidur, yang dapat dilakukan setiap harinya atau setidaknya seminggu sekali. Saat kumpul bersama, orang tua dapat menceritakan tentang sejarah keluarga seperti cerita tentang kakek dan neneknya, tempat dimana orang tua bertemu, apa yang terjadi saat anak-anak lahir, atau dapat menceritakan kondisi kerabat yang sedang sakit. Semakin banyak anak tahu tentang sejarah keluarga maka akan semakin besar pengaruh kontrol keluarga ke dalam diri anak dan kepercayaan dirinya. Anak juga akan semakin yakin akan fungsi keluarga sehingga dapat lebih memiliki resiliensi atau ketangguhan yang baik dalam menghadapi masalah.
Upayakan masing-masing anggota keluarga memiliki kesempatan, setidaknya sepuluh menit untuk menceritakan dirinya. Biarkan anak bercerita, ajarkan anak kosakata baru, juga bisa sambil diselingi permainan sederhana seperti tebak kata, mengisi kalimat, dan lain sebagainya dapat menjadi moment berharga dan bahagia dalam perkembangan anak.
3. Komunikasi yang baik antar sesama anggota keluarga. Komunikasi yang jujur, jelas, terbuka dan santun akan membuat anggota keluarga nyaman. Penting untuk saling menguatkan dalam berinteraksi dengan keluarga. Setiap anggota keluarga harus merasa yakin bahwa setiap pribadi adalah istimewa dan berharga sehingga layak dihormati ketika berkomunikasi.
4. Tanamkan pentingnya komitmen setiap anggota keluarga untuk selalu menjaga nama baik keluarga. Hal ini akan mendorong orang tua dan anak untuk mengupayakan yang terbaik dalam setiap hal yang dilakukan agar dapat berhasil. Karena keberhasilan ini dapat menjadi penyemangat keluarga untuk terus belajar dan tumbuh bersama dengan solid.
5. Relijiusitas merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga dalam keseharian keluarga. Suami-istri yang lebih kuat memaknai nilai relijiusnya cenderung lebih bahagia dalam pernikahan dan akan membentuk keluarga yang bahagia. Kesehatan spiritual setiap anggota keluarga akan membuat fungsi keluarga dapat berjalan dengan baik. Karena dengan agama yang baik, setiap anggota keluarga akan memiliki arah dan pedoman dalam rutinitas dan kehidupan sehari-hari.
6. Jadikan keluarga kita memiliki koneksi sosial yang baik dalam lingkungan. Keluarga yang sukses tidak akan mengisolasi diri tetapi memiliki hubungan sosial yang luas dan akan punya teman dan tetangga ketika suatu saat menghadapi krisis. Koneksi sosial yang baik akan menumbuhkan kebanggaan dan rasa bahagia seseorang terhadap keluarganya.
7. Pembagian peran yang jelas dan kebiasaan untuk saling memberikan apresiasi juga merupakan poin penting dalam menjadikan keluarga sebagai sumber bahagia. Karena setiap peran yang ada membuat keluarga memiliki ikatan yang kuat sedangkan apresiasi menunjukkan kepedulian pada anggota keluarga yang kita cintai. Bentuk perhatian dapat berupa kata-kata positif atau pujian, hadiah, bantuan, sentuhan fisik, dan waktu yang disediakan untuk anggota keluarga.
8. Lakukan negosiasi, perhatikan durasi dan bahasa tubuh ketika terjadi pertengkaran. Negosiasi akan membuat win-win solution bagi setiap pihak. Ketika terjadi pertengkaran perhatikan agar waktu atau durasinya jangan terlalu lama. Upayakan sebelum tidur masalah sudah dapat diatasi dengan baik. Latih anak-anak untuk mau memahami pihak lain dan memaafkannya. Selain itu ajarkan anak untuk tetap berbahasa yang baik dan menjaga gesture tubuhnya saat bertengkar agar tidak terlalu menyakiti anggota keluarga yang lain. Teladan dari orang tua tentunya merupakan contoh yang paling baik dalam hal ini.
9. Ciptakan rumah yang nyaman untuk keluarga. Baik rumah yang cocok untuk menjaga privasi sekaligus rumah tempat kita berbagi dan menjadi ruang publik. Warna rumah penting untuk diperhatikan, misalnya warna cerah untuk ruangan anak dapat membuat emosi anak cenderung positif atau satu saja warna dominan pada ruang dewasa dapat membuat ruangan menjadikan orang tua lebih relaks. Selain itu, cahaya juga perlu diatur ketika kita sedang berkumpul dengan keluarga. Cahaya yang lebih redup dapat menenangkan stres dan dapat membuat percakapan lebih hangan dan terbuka.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan semoga Tuhan memudahkan kita untuk menjadikan keluarga sebagai sumber Bahagia.
Penulis: R.A. Innu Virgiani, M.Psi., Psikolog
Editor: M. Chalid Bahar, S.Psi., M.M., Psikolog
Gambar:https://image.freepik.com/free-photo/parents-with-their-children-walking-forest_1303-16365.jpg