Menjadi seorang Ibu merupakan hal yang menggembirakan, namun juga menggelisahkan. Mengasuh anak merupakan proses yang panjang dan berliku, serta seringkali tidak berjalan sesuai harapan. Kelelahan, bingung, kecewa, khawatir, marah akan perilaku anak, mendapatkan komentar-komentar negatif dari lingkungan, baik yang dikenal maupun tidak dikenal, menjadi beban bagi seorang Ibu. Tumpukan stres sehari-hari serta tuntutan yang besar dari lingkungan sekitar, maupun banyaknya “perang” antar sesama Ibu terkait pengasuhan (lahiran normal vs SC, ASI vs sufor, menggendong vs bau tangan, MPASI homemade vs instan dan lain-lain), bisa mengganggu Ibu dalam menjalankan perannya.
Saat mengasuh anak tidak lagi membuat sebagian Ibu gembira maka biasanya saat bersama anak malah menjadikan kita sebagai orang yang mudah marah, kemudian membaca artikel perkembangan anak malah membuat diri menjadi panik. Oleh karenanya Bunda perlu menarik nafas sejenak. Yuk, cermati tips-tips berikut ini agar perasaan menjadi lebih damai, Bunda-Bunda hebat!
- Mengasuh anak bukan kompetisi
Sebagai orangtua, tentu ada kebanggaan bila buah hati kita berprestasi. Bila anak-anak kita lebih hebat dibandingkan anak-anak seusianya. Saat bertemu dengan Ibu-Ibu lain pun, pasti akan jadi ajang kompetisi dengan saling memamerkan kebolehan anaknya masing-masing. Bahkan urusan berat badan anak pun bisa menjadi ajang pamer. Mompetition itu istilahnya.
Perlu diketahui ya, Bunda, bahwa setiap anak itu unik. Setiap anak memiliki temponya sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Mengadu buah hati dengan anak-anak lain malah akan membuat kita kesal bila buah hati kalah bersaing. Tidak ada manfaat yang bisa didapat dari mompetition, selain rasa bangga sesaaat, namun ada dampak besar di baliknya. Bunda jadi tidak bisa menikmati pengasuhan anak dan anak pun bisa tertekan karena selalu dipaksa untuk memenuhi standar orang lain.
Mari berhenti berkompetisi. Semua anak adalah hebat dengan caranya masing-masing! J
- Sesuaikan standar
Bunda pasti menginginkan yang terbaik untuk suami dan anak-anak dan selalu berupaya untuk memberikan yang ideal. Akan tetapi tidak perlu memaksakan diri untuk sempurna. Sesuaikan ekspektasi dengan kondisi yang dialami, seperti tidak harus rumah selalu rapi, boleh sesekali memberikan masakan siap saji, atau membiarkan anak untuk menonton televisi di waktu luang.
- Libatkan keluarga
Ada pepatah yang mengatakan, “butuh satu desa untuk membesarkan seorang anak”. Pepatah tersebut menunjukkan bahwa Bunda tidak bertanggungjawab membesarkan anak sendirian. Bunda perlu melibatkan suami dan anggota keluarga yang lain. Tidak perlu takut dianggap tidak kompeten, diejek sebagai Ibu yang tidak becus, atau omongan-omongan negatif lainnya. Justru dengan meminta bantuan menunjukkan kekuatan Bunda untuk menciptakan keluarga yang saling mendukung dalam mengasuh anak.
Berilah kesempatan pada Ayah untuk lebih terlibat. Tahan diri untuk mengomentari atau mengkritik cara ayah menangani anak-anak (walaupun geregetan pastinya). Bila diberi pujian, Ayah malah akan lebih bersemangat untuk mengasuh anak-anak loh J
- Berikan penghargaan untuk dirimu sendiri
Tidak ada teknik pengasuhan yang terbaik. Tentu seorang Ibu yang paling mengenal anak-anak serta kondisi lingkungan rumah, bisa menentukan teknik pengasuhan yang cocok dengan anak-anak. Buku, artikel, seminar parenting, dll merupakan panduan saat Bunda butuh arahan, namun tidak mutlak dijalankan. Saat Bunda merasa gagal menerapkan suatu teknik pengasuhan, bisa timbul rasa bersalah, yang akan menurunkan kepercayaan diri. Oleh karena itu, hargailah diri kita sendiri, karena kita semua adalah Ibu yang baik.
- Saling mendukung
Mengasuh anak itu penuh tantangan dan banyak sekali orang-orang kejam di lingkungan yang akan selalu mencari-cari kesalahan seorang Ibu. Sesama Ibu mestinya kita saling menjaga, mendukung, menguatkan, bukannya saling menyakiti. Tahan diri untuk mengomentari anak lain, seperti berat badan, menanyakan sudah bisa apa (atau lebih buruk bila membandingkan), tapi tanyakanlah kabar sang Ibu. Perhatian kecil pada Ibu bisa membuatnya kembali bersemangat menjalani hari-hari yang berat J
“There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one”