Kesel deh rasanya sepulang kontrol dari Posyandu atau dokter anak! Pasti lagi-lagi dikomentari, “anaknya kurus, bu”. Banyak orang yang berkomentar sama, apalagi membanding-bandingkan dengan anak lain yang lebih montok. Orang-orang menuduh anak nggak dikasih makan, makanan anak dimakan ibunya, dan ujung-ujungnya anak disuruh banyak makan. Huh! Kesal!
Semua Ayah-Bunda pasti ingin anaknya tumbuh sehat. Berat badan anak naik tiap bulan sesuai kurva pertumbuhan. Akan lebih baik bila montok. Lebih menggemaskan gitu. Tapi bagaimana dong bila anak sangat sulit makan? Kalaupun mau makan, hanya mau makanan tertentu saja atau malah jajan?
Tenang, Ayah-Bunda. Sebagian besar orangtua mengeluhkan hal tersebut kok. Ayah-Bunda tidak sendirian. Anak sulit makan memang memusingkan pikiran, tapi bisa kita hadapi dengan tips-tips berikut ini :
Memasak menu yang diinginkan anak
Ayah-Bunda bisa menanyakan pada anak, apa makanan yang ingin mereka makan hari itu, misal sayur sop atau sayur bayam (tentu pilihannya harus dibuat oleh Ayah-Bunda). Dengan memberikan pilihan, anak akan merasa lebih punya kuasa dalam menentukan apa yang ingin ia makan dan lebih tergugah untuk makan apa yang sudah dipilihnya. Anak juga akan lebih antusias bila dilibatkan dalam proses mengolah makanan.
Menyajikan makanan secara menarik
Anak-anak biasanya menolak makan sayur atau buah, karena tampilan atau rasanya yang dianggap kurang enak. Ayah-Bunda dapat menyiasati hal tersebut dengan menyajikan makanan secara menarik, seperti membentuk wortel menjadi bunga, brokoli menjadi pohon, atau mengolah buah-buahan menjadi puding, es krim, jus, atau es buah. Ayah-Bunda pun bisa membuat anak lebih semangat makan dengan menyajikannya dalam wadah yang lucu atau bergambar tokoh kartun kesukaannya.
Buat kegiatan makan yang menyenangkan
Semua orang tidak suka dipaksa untuk melakukan sesuatu. Demikian pula anak tidak suka bila terus-menerus dipaksa makan. Alih-alih tertarik, anak malah akan menganggap makan sebagai kegiatan yang menakutkan. Sebaiknya Ayah-Bunda menjadikan makan sebagai kegiatan yang menyenangkan, seperti makan bersama, menceritakan kisah anak yang kuat karena makan sayur, serta memberikan anak kesempatan untuk mengeksplorasi makanannya dengan cara makan sendiri, membuat kisah dari makanan, dll. Biasakan anak untuk makan sambil duduk (tentu Ayah-Bunda juga harus mencontohkannya) dan tidak diselingi menonton televisi maupun gadget.
Berikan makanan dalam jumlah kecil namun sering
Sudah diambilkan makanan banyak, eh malah hanya sedikit yang dimakan. Pasti itu membuat jengkel. Anak pun memberontak karena dia sudah ingin main, tapi dipaksa menghabiskan makanannya. Oleh karena itu, berikanlah anak makanan dalam jumlah sedikit (bila kurang, anak boleh menambah porsinya), namun seringlah menawari anak untuk makan. Ayah-Bunda juga bisa mengakali dengan membuat masakan sekali santap, seperti skutel, lontong, pasta, sehingga anak tidak merasa dia harus makan berbagai jenis masakan dalam jumlah besar.
Hindari memberikan cemilan dan minuman manis
Bila anak tidak mau makan, jangan berikan ia cemilan atau menggantinya dengan minuman manis, seperti susu, soda, maupun minuman kemasan. Biarkan anak untuk merasakan lapar. Tahan diri untuk memberikan jajanan pada anak, apalagi jajanan yang banyak mengandung gula, namun minim nutrisi. Jangan juga memberikan susu terlalu banyak ya! Susu hanyalah pelengkap, namun tidak bisa menggantikan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak.
Bentuk pola makan sehat sejak dini
Mencegah lebih baik dari mengobati. Untuk menghindari munculnya masalah makan pada anak, Ayah-Bunda perlu membiasakan anak dengan pola makan yang sehat, bahkan sejak dalam kandungan. Saat hamil dan menyusui, Bunda perlu banyak mengonsumsi makanan bergizi. Lalu kenalkanlah anak dengan beragam makanan, seperti sayur, buah, protein hewani dan nabati pada masa Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Konsultasi
Bila berat badan anak tidak kunjung naik selama 3 bulan berturut-turut, ada indikasi masalah pencernaan (sering muntah, sakit perut, diare), atau masalah mengunyah dan menelan, sebaiknya Ayah-Bunda segera berkonsultasi dengan dokter, untuk mengetahui penyebabnya. Setelah masalah fisik ditemukan dan ditangani, seperti gigi berlubang, infeksi saluran cerna, kurang zat besi, dll, anak bisa makan dengan lebih nikmat dan tumbuh secara optimal.
Penulis: Mardiana Hayati Solehah, M.Psi., Psikolog
Editor: M. Chalid Bahar., S.Psi., M.M., Psikolog
Gambar: https://www.shutterstock.com/image-photo/nutrition-healthy-eating-habits-kids-concept-726664804