Alhamdulillah kita sudah memasuki bulan penuh keberkahan. AyahBunda, sudah siapkah kita sebagai orangtua menyambut kehadiran bulan yang penuh berkah ini agar dapat diterima dengan baik oleh seluruh anggota keluarga? Karena pada prakteknya, di balik banyak keutamaan dan keberkahan bulan suci Ramadhan, ada usaha keras yang perlu kita perjuangkan agar dapat mencapai hasil terbaik hingga penghujung Ramadhan nantinya.
Ramadhan adalah saat dimana kita dapat lebih peka mengasah spiritual, emosional dan intelektual kita. Secara spiritual, sejak maghrib tiba hingga waktu petang berakhir, begitu banyak ibadah dengan pahala berlipat yang dapat kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Secara kognitif dan emosional sudah saatnya kita berpikir lebih dalam dan memaknai hari-hari Ramadhan dengan baik agar ibadah yang kita lakukan tidak hanya sampai di tataran ritual tetapi juga menjadikan diri kita menjadi pribadi yang lebih sehat fisik dan mental.
Selama satu bulan penuh rutinitas harian kita akan bertambah dengan kegiatan sahur, puasa, berbuka, tarawih dan ibadah-ibadah lain yang kita naikkan intensitasnya. Di saat bersamaan, mungkin kita tetap akan punya keinginan-keinginan lain yang perlu kita tahan, seperti misalnya rasa marah melihat kenakalan anak, rasa kantuk akibat harus bangun lebih dini untuk menyiapkan sahur, atau keinginan untuk beristirahat lebih lama karena sedang berpuasa sedangkan aktivitas dan pekerjaan harian lain tetap harus berjalan.
Oleh karena itu kita perlu mempersiapkan mental dengan baik menyambut kehadiran Ramadhan. Berikut ini tips agar kita dapat lebih bahagia dengan kedatangan bulan yang mulia:
1. Memaknai puasa Ramadhan sebagai arena penyadaran. Kita perlu menyadari bahwa makan, minum, hubungan seksual, atau kebutuhan fisik lainnya bukanlah kebutuhan utama kita. Puasa Ramadhan dapat meningkatkan derajat kebutuhan kita sebagai manusia pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu pengabdian total pada Allah Ta’ala.
2. Senantiasa meluruskan niat berpuasa Ramadhan. Disadari atau tidak puasa akan berpengaruh positif kepada emosi, proses pikir, kehendak, karya, dan rohani kita jika syarat dan rukunnya dipenuhi dengan sabar dan ikhlas.
Kesabaran ini juga sangat bermanfaat bagi kita dalam menghadapi berbagai tantangan dan ujian dalam hidup.
3. Menghayati bahwa puasa merupakan proses pendidikan untuk diri kita sendiri. Puasa dapat mendidik jiwa kita untuk mampu mengendalikan diri. Puasa juga melatih kita untuk mengontrol hawa nafsu. Puasa mendidik kita untuk senantiasa jujur, amanah, sabar, dan tabah.
4. Perbaiki hubungan kita dengan orang lain. Orang yang berpuasa akan dapat merasakan segala kesusahan fakir miskin yang menderita kelaparan dan kekurangan. Hal ini dapat menumbuhkan empati dan meningkatkan motivasi untuk menolong mereka yang kekurangan.
5. Meyakini bahwa puasa juga bermanfaat untuk kesehatan kita. Puasa memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan kita untuk beristirahat sehingga tubuh dapat lebih fokus membuang racun-racun di dalam tubuh. Banyak pula penelitian yang menyebutkan bahwa puasa dapat meningkatkan fungsi otak, mencegah penyebab penyakit jantung, meningkatkan kesehatan mental karena tubuh dapat memproduksi lebih banyak endhorpin (hormon yang membuat bahagia), dan lain lain.
6. Kondisikan rumah dan lingkungan dengan suasana Ramadhan, misalnya ajak anak membuat pernak pernik terkait Ramadhan sebagai hiasan rumah. Hal ini secara tidak langsung akan membuat kita semakin menyadari bahwa bulan Ramadhan sudah semakin dekat dan semakin menguatkan diri kita bahwa kita bahagia menyambut kehadirannya.
7. Menyusun bersama rencana menu sahur dan berbuka yang bergizi dan sesuai dengan anggaran namun disukai oleh seluruh anggota keluarga. Harapannya, selain sebagai bentuk apresiasi bagi anak, keluarga akan semakin kompak dan semangat berpuasa hingga Ramadhan berakhir.
8. Persiapkan keluarga untuk lebih banyak bersedekah dan berbagi di bulan Ramadhan. Sedekah dan berbagi ini, dapat berupa uang, makanan untuk sahur atau buka puasa, dan juga barang-barang yang masih layak pakai seperti pakaian yang mungkin sudah memenuhi lemari kita. Insyaallah dengan terbiasa berbagi dan memudahkan urusan orang lain, Allah akan mudahkan dan berkahi urusan-urusan kita dan keluarga.
Selain membekali diri pribadi agar siap menyambut Ramadhan, tentunya kita sebagai orangtua juga perlu menyiapkan anak-anak kita agar terbiasa berpuasa Ramadhan. Berikut ini tips yang dapat kami berikan:
1. Pahami bahwa ibadah puasa dapat dikenalkan sejak dini, yaitu sejak usia 2-3 tahun dengan berbagai cara seperti membacakan buku, bercerita pada anak, dan memberi contoh langsung dengan melakukan ibadah puasa Ramadhan itu sendiri.
2. Melatih puasa dapat dilakukan semampunya anak, tidak terkait usia. Namun tetap perhatikan perkembangan anak. Karena hingga usia 7 tahun perkembangan anak masih pesat, dimana anak butuh banyak istirahat dan nutrisi. Setelah usia 7 tahun anak sudah mulai dapat dilatih lebih dalam untuk memahami arti berpuasa.
3. Berikan makanan yang tinggi kalori dan protein pada anak ketika sahur. Dengan demikian anak akan memiliki cadangan energi yang cukup untuk beraktivitas selama puasa. Di awal berbuka puasa, cemilan atau makanan dan minuman manis berikan sedikit dulu agar nafsu makan anak tidak berkurang.
4. Cukupi kebutuhan cairan anak agar tidak terjadi dehidrasi (kekurangan cairan). Optimalkan pemberian cairan ini di sepanjang waktu berbuka puasa, sebelum tidur, dan menjelang sahur. Kebutuhan anak usia 7 tahun ke atas sekitar 6-8 gelas cairan. Cairan pun dapat divariasikan dengan pemberian air putih, susu, jus buah, kuah sayuran, dll.
5. Anak boleh melakukan aktivitas yang lebih banyak seperti berolahraga, namun hendaklah dipilih waktunya yaitu mendekati waktu berbuka puasa.
6. Buat proyek Ramadhan yang berkesan untuk anak. Selain untuk mengisi waktu Ramadhan dengan kegiatan bermanfaat, proyek Ramadhan akan menjejakkan memori indah dan kenangan berharga bagi anak.
Selamat menyambut Ramadhan dengan mental keluarga yang bahagia. Semoga Ramadhan ini adalah Ramadhan terbaik kita dan kita dapat terus meningkat lebih baik di setiap Ramadhan berikutnya insyaAllah.
Penulis: R.A. Innu Virgiani A., M.Psi., Psikolog.
Editor: Emeraldina Darmidjas, Psikolog.
Gambar: Shutterstock.com