Hai Sahabat, bagaimana kabar kamu hari ini? Berharap kamu selalu dalam keadaan sehat, baik secara mental maupun fisik. Atau malah sebaliknya? apakah belakangan ini kamu mengalami peningkatan kecemasan, pikiran-pikiran buruk lebih sering muncul, atau tubuh terasa lebih lemas? Terutama pada masa pandemi ini, di mana terjadi perubahan siklus hidup. Kali ini kita akan membahas mengenai rawat diri yang berhubungan dengan tingkat aktivitas kalian.
Rawat diri terlihat sepele, namun berdampak besar pada kesehatan, baik fisik maupun mental. Rawat diri adalah perilaku memperhatikan kebutuhan-kebutuhan diri sendiri dan merupakan salah satu bentuk perilaku mencintai diri sendiri serta wujud syukur akan nikmat fisik yang telah diberikan Tuhan.
Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk merawat diri :
1. Memperbaiki kualitas tidur
Sahabat, siapa yang selama pandemi menjadi susah tidur? Saat pembelajaran serta kerja jarak jauh, kita jadi merasa punya kesempatan untuk bangun lebih siang atau tidur terlalu lama di sela-sela hari, sehingga malam harinya susah tidur. Ada Sahabat yang mengeluhkan sering gelisah dan terbangun-bangun saat tidur. Tidur adalah hal yang sangat dibutuhkan tubuh sebagai pemulihan energi, namun tidak hanya kuantitas tidur yang penting, namun juga kualitas tidur.
Dalam hal ini cobalah untuk bangun pagi setiap hari, terlepas dari jam berapapun kamu tidur. Setelah itu paksakan diri untuk beraktivitas, untuk menghindari tidur kembali. Kamu bisa beristirahat sejenak di siang hari. Dengan lebih banyak beraktivitas, tubuhmu akan lebih lelah, sehingga memungkinkan untuk tidur lebih nyenyak di malam hari. Upayakan juga untuk mematikan lampu, televisi, dan tidak memainkan gadget di tempat tidur.
2. Makan teratur dan memperhatikan asupan makanan
Banyak orang yang menganggap makan adalah urusan sepele, sehingga cenderung mengabaikannya. Banyak yang sering menunda makan dengan alasan belum lapar atau terlalu fokus dengan gadget. Padahal tubuh membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Lambung akan terus bekerja untuk mensekresi asam, walau tidak ada makanan yang digiling, sehingga bila dibiarkan berkepanjangan, bisa menimbulkan gangguan pencernaan. Oleh karena itu, sangat perlu untuk makan secara teratur. Bila Sahabat merasa belum terlalu lapar, bisa menyiasati dengan makan dalam jumlah porsi kecil.
Selain makan dengan teratur, kamu juga perlu memperhatikan asupan makanan. Makanlah makanan yang sehat dan bergizi, bukan hanya sekadar kenyang. Makanan yang susah dicerna, seperti junk food, akan membuat tubuh lebih mudah mengantuk. Perbanyak makanan yang mudah dicerna tubuh, seperti buah-buahan dan sayuran.
3. Melakukan aktivitas fisik secara rutin
Selama pandemi, memang ruang gerak kita menjadi lebih terbatas, karena kita dihimbau untuk lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Selain itu, kegiatan-kegiatan rutin, seperti sekolah dan bekerja pun, lebih banyak dilakukan secara daring. Walaupun begitu, aktivitas fisik tetap dibutuhkan. Kamu bisa melakukan berbagai aktivitas yang tidak menyita waktu dan tidak membutuhkan alat khusus, serta dapat dilakukan di areal lingkungan rumah, seperti berjalan-jalan pagi atau sore, senam, membersihkan rumah, dll. Gegoleran memang enak, tapi terlalu lama dalam posisi pasif, malah bisa membuat moodmu memburuk loh! Ayo, bergerak! ?
4. Merawat penampilan
Walau hanya di rumah saja, tapi bukan berarti kita mengabaikan penampilan loh! Demikian halnya dengan memakai masker, bukan berarti kita tidak bisa tampil menarik. Tampilkan dirimu yang terbaik untuk dirimu sendiri. Dengan menjaga kebersihan diri, berpakaian yang rapih, dan berdandan, akan membuatmu merasa lebih positif.
5. Waspada dengan sinyal tubuh
Tubuh manusia itu selalu jujur. Pikiran dan perasaan dapat disembunyikan maupun mengelabui, tapi tubuh itu akan menunjukkan reaksi yang sebenarnya. Oleh karena itu, saat kamu merasa tidak nyaman, muncul keluhan-keluhan fisik yang sulit dijelaskan sebabnya, maka itu sinyal bahwa tubuh sedang bermasalah, baik secara fisik maupun psikis. Yuk, latih kepekaan akan sinyal-sinyal cinta dari tubuh kita, lalu carilah bantuan profesional, untuk mencari tahu penyebab serta penanganannya secara tepat.
Penulis: Mardiana Hayati Solehah, M.Psi., Psikolog
Editor: Muhammad Chalid Bahar, S.Psi., M.M., Psikolog
Gambar: https://unsplash.com