“Aku sering banget susah nahan nangis. Itu normal nggak?”
“Nggak suka di tengah orang banyak. Pengennya menyendiri aja. Wajar nggak sih?”
“Belakangan ini aku begadang. Kalau malam rasanya sesak banget sampai nggak bisa tidur. Apakah aku kena gangguan mental?”
Sahabat, pernahkah kalian bertanya-tanya akan kondisi tubuh yang sedang kalian alami? Kalian merasa tidak nyaman, namun bingung apakah ketidaknyamanan tersebut merupakan suatu hal yang normal atau menunjukkan adanya gangguan pada tubuh kalian. Banyak sekali teman-teman Sahabatku yang menanyakan mengenai keluhan-keluhan yang mereka alami, seperti susah tidur, tidak nafsu makan, cemas, gemetaran, sesak nafas, panik, sering menangis, marah-marah, maupun keluhan lainnya. Melalui artikel ini, kita coba membahas yuk apakah keluhan-keluhan yang dialami merupakan suatu hal yang normal atau tergolong gangguan. Panduan ini dapat bermanfaat bagi Sahabat untuk mengidentifikasi kondisi diri.
1. Frekuensi kemunculan
Manusia tidak selalu baik-baik saja. Ada kalanya manusia terluka atau berada dalam kondisi tertekan, sehingga menunjukkan gejala-gejala fisik maupun psikis yang negatif. Membentak, menangis, ingin menyendiri, sedang tidak ingin bicara dengan orang lain, sulit berkonsentrasi, susah tidur, merupakan hal yang wajar bila kemunculannya hanya sesekali. Akan tetapi bila terus-menerus muncul, maka kalian perlu curiga ada kemungkinan sudah merupakan gangguan.
2. Ada peristiwa atau stimulus sebelumnya
Emosi maupun reaksi tubuh manusia dapat dikatakan wajar atau tidak, bila sesuai dengan peristiwa atau stimulus sebelumnya. Misalnya merasa takut dan dada berdebar-debar saat ketinggalan angkutan umum atau lupa membawa kunci rumah, cemas saat ingin menyatakan cinta atau akan presentasi di depan dosen, menangis setelah putus cinta, pusing karena belakangan ini sering tidur larut selama proses mengerjakan skripsi, atau mual karena telat makan. Setelah stimulus atau peristiwa yang memicu berlalu, reaksinya akan memudar, bahkan hilang. Bila Sahabat merasakan keluhan secara tiba-tiba, tidak ada sebab yang jelas, dan kemunculannya sulit diprediksi, waspadai potensi gangguan ya.
3. Intensitas kemunculan
Keluhan-keluhan fisik maupun psikis yang termasuk normal, umumnya bisa teratasi dengan cukup baik. Misalnya cemas saat akan presentasi, dapat ditangani dengan relaksasi. Di lain pihak, bila keluhan-keluhan tersebut sangat kuat dan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti menghambat kalian untuk mengerjakan tugas, membuat kalian tidak mau keluar rumah, membuat kalian menolak untuk berinteraksi dengan siapapun, bahkan sampai mengarah ke menyakiti diri atau ide maupun tindakan percobaan bunuh diri, jelas lah bahwa keluhan tersebut sudah abnormal.
4. Durasi kemunculan
Keluhan-keluhan fisik maupun psikis umumnya berlangsung dalam waktu singkat, terutama setelah kejadian pemicunya hilang. Bila keluhan tersebut kalian alami dalam jangka waktu lama, waspadalah keluhan tersebut menunjukkan tanda-tanda gangguan. Apalagi bila sudah kalian rasakan selama 6 bulan berturut-turut.
5. Masukan dari lingkungan sekitar
Kita seringkali kurang “awas” dengan diri sendiri ya, Sahabat! Atau sebenarnya kita sudah mencurigai potensi masalah, namun menyangkalnya atau memilih untuk mengabaikannya karena merasa itu hanyalah hal kecil. Walaupun begitu, orang-orang sekitar menyadari ada suatu ketidakberesan pada diri kita. Bila orang-orang sekitarmu sudah menyatakan kekhawatiran akan kondisimu, maka kemungkinan besar kamu sudah mengalami gangguan.
Dengan mengenal dan menerima keluhan-keluhan fisik maupun psikis kita dengan lebih baik, kita sudah dapat mendeteksi kondisi diri kita, Sahabat! Deteksi dini terhadap potensi gangguan apapun merupakan modal untuk penanganan yang lebih tepat. Bila kamu merasakan keluhan-keluhan yang tidak wajar maupun adanya masukan dari orang lain akan dirimu, segeralah periksakan dirimu ya. Penanganan yang tepat akan membantu proses pemulihan secara optimal.
Penulis : Mardiana Hayati Solehah, M.Psi, Psikolog
Editor : Eri Vidiyanto, M.Psi, Psikolog
Gambar Edit by Canva