“Anakku Telat Bicara Tidak Ya?”
Pedoman Mengenali Indikasi Keterlambatan Bicara Pada Anak
Sebagai orangtua, tentu ada rasa cemas akan tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah kemampuan bicara. Seringkali orang tua bertanya-tanya, apakah anak saya mengalami hambatan bicara? Akan tetapi, setelah dilihat lagi, kita menjadi ragu-ragu, karena secara fisik, anak nampak sehat. Terlebih orang-orang di lingkungan sekitar menyatakan bahwa kita terlalu lebay sebagai orangtua, menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, nanti bisa sendiri kalau umur anak makin besar, atau bahkan mengatakan bahwa anak jangan dibanding-bandingkan. Apakah Ayah-Bunda sedang mengalaminya saat ini?
Kemampuan bicara terbagi menjadi dua hal, yaitu reseptif (pemahaman) dan ekspresif (mengungkapkan ide, perasaan, dan keinginan secara verbal). Bicara harus ada tujuannya. Kemampuan bicara anak juga sangat ditentukan oleh usia. Bila sangat ini Ayah-Bunda kebingungan menentukan apakah kemampuan bicara Ananda sudah sesuai atau mengalami keterlambatan, berikut adalah pertanyaan yang dapat digunakan sebagai acuan :
1. Apakah anak merespons suara-suara di sekitarnya?
2. Apakah anak menatap saat diajak bicara?
3. Apakah anak mengerti instruksi lisan?
4. Apakah anak dapat meminta secara lisan?
5. Apakah anak mampu menamai objek secara tepat?
6. Apakah ucapan anak dapat dimengerti oleh orang selain keluarga?
7. Apakah anak dapat meniru ucapan secara lengkap?
8. Apakah anak mampu berbicara dengan tujuan?
9. Apakah anak bisa bicara dalam bentuk kalimat?
10. Apakah kemampuan bicara anak sesuai dengan anak-anak lain sebayanya?
Bila jawaban “tidak” Ayah-Bunda lebih dari tiga dan usia anak sudah di atas 3 tahun, maka itu adalah indikasi adanya hambatan bicara. Sebaiknya Ayah-Bunda segera memeriksakan anak ke dokter serta melakukan asesmen psikologis agar dapat mengetahui diagnosis serta penyebab pasti. Penanganan sejak dini berpeluang besar untuk perkembangan yang optimal.
Penulis: Mardiana Hayati Solehah, M.Psi., Psikolog.
Editor : Muhammad Chalid, S.Psi., M.M., Psikolog.