Berteman Dengan Emosi
“Huh, kenapa sih manusia itu harus merasakan marah, sedih, takut, dan berbagai emosi negatif lainnya? Padahal kalau hidup ini isinya hanya emosi bahagia, pasti akan menyenangkan sekali kan?”
Eitss...
Sebelum mengeluhkan hadirnya emosi negatif dalam kehidupan manusia, yuk kita berkenalan lebih dalam dulu dengan yang namanya emosi.
Menurut American Psychological Association (APA), emosi adalah pola reaksi kompleks, yang melibatkan elemen pengalaman, perilaku, dan fisiologis, terhadap suatu hal atau peristiwa tertentu yang dianggap signifikan.
Secara umum, emosi terdiri dari 2 jenis, yakni emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif bisa berupa senang, lega, puas, terharu, dll. Emosi negatif bisa berupa marah, takut, sedih, kecewa, jijik, dan lain-lain.
Kita mungkin paham ya pentingnya emosi positif dalam kehidupan. Tapi, kenapa sih harus ada emosi negatif? Bukankah emosi negatif hanya membuat kita stres dan mempengaruhi tubuh menjadi tidak nyaman?
Ternyata, emosi negatif itu juga punya fungsi penting, lho, dalam hidup kita. Bahkan, beberapa emosi negatif, seperti takut, marah, dan jijik, sudah ada sejak kita lahir sebagai bekal pertahanan diri kita.
Contoh,
Emosi takut berfungsi untuk membuat kita waspada ketika berhadapan dengan hal yang dianggap berbahaya.
Emosi marah berfungsi untuk mendorong kita mencari solusi atas masalah atau berjuang ketika ada hak-hak kita yang terlanggar.
Emosi jijik juga melindungi kita dari hal yang bisa membahayakan kesehatan, seperti kotoran atau makanan yang sudah tidak layak dimakan.
Jadi, tidak ada yang sia-sia kan? :)
Eh tapi, mengalami emosi negatif itu kan tidak menyenangkan. Bikin kepala pusing, jantung berdetak cepat, tangan berkeringat, bahkan kadang sampai bikin tekanan darah naik. Bagaimana dong?
Nah, mengingat dia punya banyak fungsi penting, jadi emosi negatif itu tidak harus dimusuhi atau dihindari. Dia hanya perlu dikelola agar tidak berdampak buruk bagi diri kita dan orang lain.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan ketika emosi negatif mulai muncul dalam diri kita, diantaranya:
1. Tenangkan diri
Sulit untuk berpikir jernih saat emosi negatif masih intens menguasai diri kita. Jadi, menenangkan diri terlebih dahulu adalah kunci. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menenangkan diri. Bisa dengan mengatur napas, menghitung mundur, meremas kertas, mencuci muka, mengubah posisi tubuh menjadi lebih rendah, menangis untuk melegakan perasaan, dan masih banyak lagi.
2. Kenali pemicu
Setelah lebih tenang, coba kenali hal yang memicu munculnya emosi tersebut. Apa yang terjadi sesaat sebelum emosi itu muncul? Siapa yang saya temui saat itu? Apa yang ada di pikiran saya sesaat sebelum emosi itu muncul? Berbagai pertanyaan semacam itu bisa membantu kita merunut ulang peristiwa sebelum dan saat emosi tersebut muncul sehingga kita bisa menemukan akar masalahnya.
3. Cari solusi
Setelah kita menemukan akar masalah yang menyebabkan emosi negatif itu muncul, maka pikirkan solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Dalam menentukan solusi, berfokuslah pada apa yang bisa kita kendalikan saja agar kita tidak frustrasi ketika berhadapan dengan hal-hal yang berada di luar kendali kita.
Nah, setelah berkenalan lebih dekat dengan emosi, sudah siapkah untuk berteman dengannya sepanjang hidup kita?
Yuk bisa yuk!
Penulis: Fina Febriani, M. Psi, Psikolog
Editor : Muhammad Chalid, S.Psi., M.M., Psikolog
Referensi:
American Psychological Association. (n.d.). Emotion. In APA dictionary of psychology. Retrieved March 1, 2023, from https://dictionary.apa.org/emotion
Cherry, K. (2022, July 22). 5 Reasons emotions are important. Verywell Mind. Retrieved March 1, 2023, from https://www.verywellmind.com/the-purpose-of-emotions-2795181
Stosny, S. (2016, December 14). The function of emotion. Psychology Today. Retrieved March 1, 2023, from https://www.google.com/amp/s/www.psychologytoday.com/intl/blog/anger-in-the-age-entitlement/201612/the-function-emotions%3famp