Membangun komunikasi seringkali dirasa sulit oleh sebagian kita. Ada yang kesulitan menemukan topik untuk memulai, ada pula yang merasa bahwa komunikasi yang dilakukan terasa hambar dan terkesan seperti basa basi. Lalu, bagaimana seharusnya membangun komunikasi yang baik?
Pertama, perlu kita pahami dulu bahwa sebaiknya minat kita dalam berkomunikasi bukan hanya untuk mengajak seseorang mengobrol, melainkan lebih dari itu. Kita perlu menempatkan orang yang berhadapan dengan kita sebagai orang yang sangat berharga yang perlu kita gali info dan ilmunya. Arahkan pikiran kita bahwa setiap orang yang kita temui punya cerita hidup yang menarik, apa pun status dan profesi yang dia miliki. Kita juga perlu meresapi setiap interaksi kita dan menjadikan momen tersebut sebagai momen mengambil pelajaran hidup dan hikmah yang tercecer.
Minat yang kita bangun dan rasa tertarik yang kita tumbuhkan ini akan menarik semua energi kita untuk fokus kepada lawan bicara dan proses komunikasi itu sendiri. Kita akan terdorong untuk memprogram gestur dan mimik wajah kita sesuai dengan perasaan yang kita rasakan. Kita akan mudah tersenyum, antusias, dan spontan.
Dalam berkomunikasi, penting bagi kita untuk menghangatkan hati kita sebelum mencoba menghangatkan hati orang lain. Redam dulu semua perasaan negatif, seperti ragu dan tidak pede, khawatir mendapat respon tidak baik, atau takut obrolan menjadi hambar, karena hal itu akan mendinginkan hati kita dan nantinya akan tertular juga pada lawan bicara kita.
Ada beberapa tips praktis yang bisa kita lakukan untuk membangun komunikasi dengan orang lain, diantaranya:
- Siapkan energi, ketertarikan, dan senyum.
- Sapa lebih dulu orang yang kita temui, dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri, mengajak bersalaman, atau menanyakan kabar.
- Ketika berhadapan dengan orang, tangkap apa yang paling menarik dari orang itu pada saat itu.
- Dari hal yang menarik yang kita lihat saat itu, berilah komentar, misalnya ketika melihat dia memakai baju merah terang, kita bisa katakan: "Wah kelihatannya hari ini lagi semangat, nih". Atau saat melihat matanya berkantung dan sedikit berair, bisa kita katakan: "Kayaknya abis kerja berat, nih, semalem".
- Lihat respon orang yang kita ajak bicara. Jika ia memberikan jawaban terbuka untuk diskusi, maka lanjutkan dengan apa yang menarik dari apa yang diucapkan dalam responnya dan mulailah menggali ilmu. Setelah selesai, tutup pembicaraan.
- Jika responnya berupa kalimat tertutup, dengan mimik wajah yang tampak terburu-buru atau tidak nyaman, maka berilah penutup pembicaraan dengan doa atau ucapan semangat untuk orang tersebut. Misalnya, kepada orang berbaju merah terang, kita katakan: "Terus semangat ya, Bro! Saya jadi ketularan nih semangatnya!", atau kepada orang yang berkantung mata: "Semoga mudah ya, Bro, segala urusan!"
Dengan menerapkan langkah-langkah ini pada berbagai tipe orang setiap hari selama minimal 3 bulan, maka otak kita akan membuat pola yang terbentuk menjadi karakter dan kita pun menjadi lebih terampil dalam berkomunikasi.
Penulis: Ani Khairani, M. Psi., Psikolog
Editor: Fina Febriani, M. Psi, Psikolog