Dear para Bunda, Ummi, Ibu, Mama yang dicintai ALLAH....
Mengatur emosi, utk kemudian mengekspresikannya dengan cara yang tepat adalah hal yang kita "pelajari" sejak awal tahun kehidupan dan tentunya saat ini hal tersebut sudah terinternalisasi sebagai bagian dari karakter dan kepribadian kita. Oleh karena itu, ketika kita menjumpai bahwa ternyata kita belum dapat mengatur dan mengekspresikan emosi kita dengan tepat, maka diperlukan motivasi yang sangat kuat dalam diri kita untuk berubah dan menjadi pribadi yang lebih matang secara emosi.
Subhanallah.... Anak yang kita miliki pada hakikatnya adalah amanah yang ALLAH berikan. Amanah tersebut tentunya harus kita jaga sebaik mungkin sehingga dia dapat berkembang dengan optimal dalam segala aspek, termasuk di dalamnya aspek emosi. Salah satu hal yang dapat menjadi motivator terbesar bagi orangtua untuk dapat berubah menjadi lebih baik, adalah anak. Kita sebagai orangtua tentunya menginginkan agar anak-anak kita menjadi individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, kritis, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berani bertanya, memiliki toleransi terhadap stress yang tinggi, memahami kekuatan dan kelamahan dirinya, memiliki rasa empati yang tinggi, penuh rasa syukur terhadap penciptaNYA, mampu mengatur dan mengekspresikan emosinya dengan tepat, dan seluruh karakter positif lainnya. Dan sebagai "sekolah" pertama bagi anak, maka mereka pastinya akan mengadaptasi dan meng-imitasi seluruh karakter orangtuanya di rumah.
Berdasarkan penelitian di bidang Neurologi, ternyata anak-anak yang seringkali mendapatkan label/ ucapan yang negatif, teriakan atau bentakan dari lingkungannya, maka batang otak si anak akan mengalami pembengkakan yang akan menekan sistem limbik yang sangat berperan dalam mengendalikan emosi. Oleh karena itu, tak heran bila anak-anak yang kerap kali mendapatkan label negatif, bentakan dan teriakan apalagi dengan hukuman fisik, maka kelak ia akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi serta dalam membentuk konsep diri yang positif. Hal ini lah yang sebaiknya perlu disadari oleh kita para orangtua untuk mau berubah dan belajar untuk mengatur dan mengendalikan emosi dengan lebih baik lagi.
Ada beberapa hal penting yang bisa kita lakukan sehubungan dengan malatih diri kita sebagai orangtua dalam upaya meningkatkan kemampuan pengendalian emosi, antara lain adalah :
1. Bila kita tdk 'siap' menghadapi anak yang saat itu sedang marah, menangis, teriak-teriak, atau menunjukkan perilaku tantrum lainnya, maka sebaiknya kita 'menyingkir' terlebih dahulu utk menenangkan diri. Segera pindah dari hadapan anak, dan lakukan aktivitas yang dapat membuat kita lebih siap menghadapi anak dengan segala perilakunya. Ibu dapat mengambil air wudhu, atau mandi, atau sholat sunnah 2 rakaat, atau masuk ke dalam kamar tidur untuk berbaring sejenak, atau melakukan aktivitas lain yang dapat membuat kita lebih tenang. Setelah kita merasa lebih siap, barulah kita masuk ke 'arena' anak tanpa mudah terpancing dengan perilaku tantrum anak.
2. Ketika anak sedang tantrum atau marah, kita tidak perlu menasehati panjang lebar. Cukup dengan memasang wajah datar dan abaikan segala perilaku tantrum tersebut. Nanti, ketika anak sudah tenang, barikan pelukan dan ciuman sambil kita katakan bahwa betapa kita sangat mencintainya. Sampaikan pada anak mengenai perasaan Ibu bila sang anak marah, berteriak, melawan, memukul, atau membanting barang, dan lain-lain, dan tidak perlu nasihat yang panjang dan lebar.
3. Jangan lupa, ketika anak menunjukkan perilaku yang positif, berilah apresiasi pada anak. Bisa dengan pujian yang disertai dengan senyum termanis dari Ibu, pelukan, ciuman, dan lain-lain. Story telling atau mendongeng atau bercerita pada anak, juga merupakan terapi yang sangat efektif dalam membentuk karakter2 positif pada anak kita, khususnya balita. Ibu dapat membeli buku atau cukup "mengarang" cerita dengan konteks yang sesuai dengan masalah anak.
3. Ibu juga harus memiliki waktu untuk diri sendiri. Pada waktu ini, Ibu dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sifatnya relaksasi atau dengan mengerjakan hobbi yang dapat mengobati rasa jenuh. Tidak perlu berjam-jam lamanya, sekedar mendengarkan musik, membaca buku, berendam di-bath tub dengan air hangat, olah raga, menelpon teman lama, merangkai bunga, berkebun, makan malam di luar bersama teman, adalah contoh aktivitas yang dapat dilakukan sehingga membuat otak dan hati menjadi lebih fresh. Dengan demikian, diharapkan kita bisa jauh lebih siap dalam menghadapi segala perilaku anak.
4. Hal yg tak kalah penting adalah dengan banyak berdo'a dan selalu memohon kepada ALLAH SWT agar kita senantiasa diberikan keshabaran dalam mendidik anak-anak kita.
Demikian beberapa tips yang dapat Sahabatku bagi. Semoga ALLAH SWT membantu kita untuk menjadi orangtua yang bijaksana, sabar, cerdas dan kreatif dalam mendidik, mengasuh dan membesarkan sang cahaya mata.
Penulis : Fajriati M Badrudin, Psikolog
Editor : Eri Vidiyanto, M. Psi, Psikolog