Ayah dan Bunda, pernahkah menjumpai kondisi balita Anda memiliki kebiasaan tidur larut malam? Jika pernah, tentu kondisi ini kerap membuat kita pusing ya. Kita sudah lelah dengan aktivitas seharian, sementara anak kita masih segar dan mengajak ditemani bermain. Sahabatku mencoba memberikan kiat-kiat untuk menghadapi kondisi ini.
Mengenai pola tidur, hal ini sangat berkaitan dengan jam biologis yang kita miliki. Hal pertama kali yang perlu diketahui adalah jumlah jam tidur yang sebaiknya dipenuhi anak untuk usia balita adalah sekitar 10,5 jam setiap harinya. Dari 10,5 jam tersebut, waktu tidur siangnya berkisar 1 – 2 jam saja.
Tidur malam adalah masalah yang cukup penting bagi balita. Karena, saat tidur pertumbuhan otak balita mencapai puncaknya. Otak juga mengonsolidasi segala memori dan pengetahuan baru. Tak hanya itu, otot, kulit, sistem jantung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh, dan tulang mengalami pertumbuhan pesat saat tidur. Hal itu disebabkan tubuh balita memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia terbangun. Karena itu, penting bagi kita untuk mengupayakan agar balita kita tidak mengalami gangguan tidur.
Lalu apa yang dimaksud dengan gangguan tidur pada balita? Menurut dokter Rini Sekartini SpA (konsultan tumbuh kembang anak), balita dikatakan mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam. Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit tidur kembali.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur anak di malam hari, yaitu :
- Masalah fisik, seperti rasa lapar dan haus serta adanya gangguan pada gigi, telinga, kulit, saluran cerna, saluran napas, saluran kemih, otot atau tulangnya.
- Makanan dan minuman juga berpengaruh. Bayi lebih gampang tidur dalam keadaan kenyang. Dan jenis makanan atau minuman tertentu, konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat asma juga mempengaruhi tidur balita.
- Masalah psikis, yang terkait dengan tahapan perkembangan anak, pola asuh, temperamen, aktifitas dan faktor lingkungan.
Nah, untuk memperbaiki gangguan tidur pada anak, bergantung pada factor yang menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, sebaiknya Ayah dan Bunda mengenali lebih jauh apa yang menjadi penyebabnya.
Pola tidur siang juga sebaiknya mulai dibenahi. Cukup paling lama 2 jam si kecil tidur siang, dan bila sudah lebih dari 2 jam, si kecil harus dibangunkan. Saat menjelang tidur, kondisikan semua rumah bahwa saat itu adalah saatnya tidur. Matikan lampu-lampu, televisi, dan buatlah suasana menjadi tenang. Memandikan si kecil dengan air hangat, memijat lembut dan melakukan aktivitas tenang seperti membaca dongeng, atau memperdengarkan musik tenang sebelum menidurkannya juga bisa menjadi alternatif yang bisa dilakukan Ibu agar si kecil tidur lebih awal. Dengan demikian, bukan anak saja yang senang, tetapi Ayah dan Bunda juga bisa tampil lebih segar karena cukup tidur.
Penulis : Fajriati M Badrudin, Psikolog
Editor : Eri Vidiyanto, M.Psi, Psikolog