PARASIT
Sahabat, apakah kalian di dekat kalian ada orang yang terus-menerus menuntut bantuan kalian? Orang yang tidak sungkan-sungkan meminta materi (uang, benda), tenaga, dan waktu kita, tapi tidak pernah membalas bantuan yang telah kita berikan. Orang yang saat kita sedang sulit, mereka seakan hilang, namun saat kita sedang dalam kondisi bagus, mereka tiba-tiba mendekat? Orang yang selalu menuntut bantuan dan membuat kita seakan merasa bersalah bila tidak bisa membantu? Awalnya malu-malu minta dibantu, tapi lama-lama jadi benalu. Bila iya, waspadalah, Sahabat, karena kalian dikelilingi oleh parasit.
Mungkin kita pernah ingat pelajaran IPA dulu, ada sebuah istilah bernama “parasit”. Parasit merupakan organisme yang hidup pada/di dalam makhluk hidup lain dengan menyerap nutrisi, tanpa memberi bantuan atau manfaat lain padanya (inangnya). Di saat orang lain berlomba-lomba menerapkan prinsip “manusia paling baik adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya”, para parasit memilih untuk menyedot sebanyak-banyaknya sari pati orang yang menjadi inangnya. Parasit dalam hidup kita ada berbagai bentuk, bisa dari keluarga, teman, rekan kerja, atau pacar.
Pohon yang dihinggapi benalu lama kelamaan akan menguning lalu mati. Demikian dengan manusia. Oleh karena itu, bila di sekeliling Sahabat ada parasit, coba lakukan beberapa tips berikut ini :
1. Tetapkan batasan
Membantu orang lain adalah hal yang baik, namun kita juga perlu membuat batasan, seperti memahami kondisi diri sendiri dalam aspek keuangan, waktu, dan tenaga. Jangan sampai membantu orang lain, tapi malah merugikan diri sendiri maupun orang-orang lain yang menjadi tanggung jawab kita. Tetapkan juga batasan agar tidak terlalu ikut campur dalam permasalahan orang lain.
2. Tidak mengambil tanggung jawab orang lain
Semua orang bertanggungjawab atas hidupnya masing-masing dan harus mau menanggung konsekuensi atas perbuatan yang dilakukan. Oleh karena itu, jangan mengambil tanggung jawab orang lain atau menanggung kesalahan orang lain, sekalipun itu keluarga. Sahabat juga perlu menghindari rasa bersalah bila tidak bisa membantu, karena setiap orang punya kemampuan untuk mengatasi masalahnya. Daripada membantu terus, akan lebih baik bila kamu ajak orang-orang tersebut untuk mengenali potensi dan sumber daya yang mereka miliki untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi.
3. Jaga jarak
Jaga jarak dengan cara mengurangi interaksi dengan orang-orang tersebut. Tetaplah berkomunikasi dengan seperlunya untuk menjaga silaturahmi, tapi tidak perlu memancing (atau terpancing) bila parasit tersebut mulai mengirimkan kode-kode minta bantuan. Bila parasit itu adalah pacarmu, sebaiknya kamu evaluasi kembali hubungan kalian.
4. Berlatih untuk menolak
Sahabat berhak untuk menolak memberikan bantuan, terlepas apakah mampu memberikannya atau tidak. Sampaikan penolakanmu dengan tegas dan sopan, lalu tawarkan alternatif lain yang bisa memberdayakan. Misalnya ada anggota keluarga yang terus-menerus meminta uang, sahabat bisa memberikan lowongan pekerjaan untuk mendorongnya agar mau bekerja.
Para parasit biasanya akan marah bila mereka tidak bisa lagi memanfaatkan orang lain. Omelan, gunjingan, bahkan diberikan komentar-komentar miring merupakan cara mereka untuk memperoleh keinginan mereka. Tahan lah, Sahabat! Perlahan-lahan komentar jahat itu akan berkurang. Jangan biarkan para parasit itu punya celah untuk kembali merongrong hidupmu. Hadapi mereka dengan senyuman, walau dalam hati boleh kok kalau kamu mau bernyanyi,
“Pergi kau ke ujung dunia
Dehidrasi di gurun sahara
Hilang di Segitiga Bermuda
Pergi kau keluar angkasa
Hipotermia di kutub utara
Hilang di Samudera Antartika
Dan jangan kembali!”
(Parasit – Gita Gutawa)
Penulis: Mardiana Hayati Solehah, M.Psi., Psikolog
Editor: Muhammad Chalid Bahar, S.Psi., M.M., Psikolog