Sahabat, bagaimana reaksi kalian bila ada seseorang yang mengatakan hal-hal yang buruk mengenai diri kalian? Bagaimana cara kalian mengatakan saat kalian keberatan dengan suatu hal atau ingin menolak suatu permintaan? Lalu bagaimana pula kalian menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan kalian pada orang lain?
Sebagian besar orang menemui masalah akibat miskomunikasi. Mereka memendam rasa tidak suka, menutupi kejengkelan, atau bahkan menahan kebutuhan-kebutuhan mereka karena merasa tidak enak untuk menolak permintaan. Di sisi lain, ada orang-orang yang menuntut kepentingan mereka dengan cara-cara yang kasar. Untuk memahami lebih lanjut, mari kita bahas empat jenis sikap dalam berkomunikasi, yaitu :
1. Sikap pasif
Individu yang pasif cenderung tidak berani untuk menyampaikan maksudnya pada orang lain, karena merasa malu, khawatir tidak didengarkan, kurang percaya diri, dll. Mereka biasanya memendam berbagai emosi-emosi negatif (marah, sedih, kesal, kecewa) seorang diri. Selain itu, mereka pun seringkali kurang berupaya untuk membuat orang lain mengerti apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Saat diperlakukan tidak baik, individu yang pasif juga kerap menerima begitu saja. Mereka jarang mau berpendapat, enggan bicara depan umum, dan seringkali menghindari tanggung jawab.
2. Sikap agresif
Individu yang agresif tidak ragu untuk menyampaikan maksudnya secara terang-terangan, namun seringkali dengan cara-cara yang kasar, seperti membentak atau memaki. Mereka juga amat sulit berempati dan tidak merasa bersalah setelah menyakiti hati orang lain, karena menganggap diri mereka yang paling benar. Individu dengan bentuk komunikasi agresif sulit untuk mendengarkan dan enggan menerima masukan dari orang lain.
3. Sikap pasif-agresif
Individu dengan sikap pasif-agresif biasanya tidak berani untuk menunjukkan ketidaksukaannya secara langsung, namun ia akan melakukan hal-hal yang ia tahu akan menyakiti lawan bicaranya. Biasanya mereka bergosip, menyebar berita bohong, menjauhi secara tiba-tiba, maupun mengajak orang lain untuk menjauhi lawannya.
4. Sikap asertif
Individu yang asertif bisa menyampaikan maksudnya maupun menyatakan ketidaksukaannya secara jelas dengan cara-cara yang baik, sehingga tidak menyakiti atau melanggar hak-hak orang lain. Dari penjelasannya, maka sikap asertif ini adalah yang paling ideal.
Oleh karena itu dibutuhkan sikap asertif dalam berkomunikasi serta menghadapi konflik-konflik dengan orang lain di lingkungan sekitar. Dengan menunjukkan sikap asertif, orang lain bisa memahami kondisi diri, pikiran, serta kemauan kita, dan kita pun tetap dapat mempertahankan relasi yang baik dengan orang lain. Sulit banget, kak! Memang bersikap asertif itu sulit, tapi bisa kok dilatih, dengan cara-cara berikut ini :
a. Biasakan untuk menatap mata lawan bicara
Saat berkomunikasi, upayakan untuk selalu menatap ke arah lawan bicara. Tidak menunduk, mengalihkan pandangan, atau malah sibuk melihat ke hal lain (televisi, HP). Dengan menatap ke mata, menunjukkan bahwa kita memberi perhatian sepenuhnya pada lawan bicara. Bagi Sahabat yang merasa minder, coba yuk berlatih untuk memperbaiki postur tubuh menjadi lebih tegak, agar bisa meningkatkan rasa percaya diri. Sedangkan bagi Sahabat yang seringkali bertolak pinggang atau menyilangkan kedua tangan saat bicara dengan orang lain, coba arahkan tanganmu ke depan atau di samping tubuhmu, untuk menunjukkan bahasa tubuh yang lebih ramah.
b. Cari waktu serta tempat yang tepat untuk bicara
Komunikasi akan efektif bila kedua pihak sama-sama siap. Oleh karena itu, penting untuk mencari waktu dan tempat yang tepat bagi pemberi pesan serta penerima pesan. Pastikan juga gunakan metode penyampaian pesan yang tepat, seperti langsung atau tidak langsung (dengan chat, video, dll).
c. Tuliskan poin-poin yang ingin kamu sampaikan
Sahabat, seringkali kita bingung di tengah pembicaraan atau lupa apa yang ingin kita sampaikan. Untuk menghindari hal tersebut, maka tuliskan lah poin-poin yang ingin kita sampaikan, sebagai panduan untuk membantu kita mengingat. Catatan ini akan sangat bermanfaat bila Sahabat ingin bicara di depan umum, seperti pidato, menyampaikan presentasi tugas, ataupun berdiskusi kelompok.
d. Minta umpan balik dari lawan bicara
Dalam komunikasi, tujuan yang ingin dicapai adalah membuat lawan bicara memahami informasi-informasi yang telah kita sampaikan. Sebaiknya mintalah umpan balik dari lawan bicara, seperti apakah bicara saya terlalu cepat? Apakah suara saya terdengar jelas? Apakah pendengar menangkap apa yang saya sampaikan?. Sahabat juga bisa kok meminta lawan bicara untuk mengulangi kembali informasi yang telah diterima sesuai dengan pemahaman mereka.
e. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan
Bila kamu tidak suka dijadikan bahan gosip, maka jangan menggosipkan orang lain. Bila kamu ingin pasangan terbuka padamu, maka mulailah untuk jujur dengan pasangan maupun orang-orang terdekatmu. Kalau kamu tidak suka dibentak-bentak, maka perhatikan nada bicaramu dan tahan diri bila ingin mengumpat. Perlakukanlah orang lain, siapapun itu, sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
Penulis : Mardiana Hayati Solehah, M.Psi., Psikolog
Editor : Muhammad Chalid Bahar, S.Psi., M.M., Psikolog
Picture by : Canva