Apa Yang Dapat Dilakukan Ketika Temanku Curhat?:
Teknik Bagaimana Menjadi Pendengar Aktif dan Pendukung Yang Baik
Dalam situasi keseharian, mungkin Sahabat pernah atau mungkin sering menjadi tempat curhat teman-temanmu. Namun mungkin Sahabat juga merasa bingung apa yang seharusnya dilakukan ketika ada yang curhat kepada kita karena teryata mendengarkan curhat itu tidak mudah, butuh kerja keras dan konsentrasi dari diri kita sendiri. Selain itu, seringkali mendengarkan menjadi tidak efektif karena kebiasaan kita yang tidak tepat, misalnya sering memotong pembicaraan, tidak sabar ingin teman kita langsung bercerita ke inti masalah, atau merasa bosan mendengarkan masalah yang itu-itu saja. Karena memang mendengarkan merupakan suatu hal yang lebih dari sekedar proses fisik pendengaran kita, yang meliputi tentang perilaku, intelektual, dan proses emosional (Hunsaker dan Alessandra, 2008).
Ada empat teknik dasar mendengarkan yang dapat kita gunakan saat melakukan mendengar yang efektif yaitu:
1. Mendengar pasif karena seseorang akan merasa sulit bicara jika kita terlalu banyak bicara. Pendengar aktif akan tetap diam dalam sebagian besar waktu yang mereka habiskan dalam pembicaraan.
2. Memberi tanggapan verbal singkat (misalnya kata-kata: “oh’, “iya”, dll), ataupun non verbal seperti anggukan kepala, senyuman, atau raut wajah sedih ataupun gesture lain yang sesuai dengan isi pembicaraan, yang menunjukkan bahwa kita mendengarkan dan menerima pesan mereka.
3. Ajakan atau dorongan tambahan agar lawan bicara dapat menceritakan perasaan atau masalah mereka.
4. Mendengar aktif itu sendiri yang akan kita bahas lebih lanjut.
Mendengar aktif adalah proses memberi perhatian penuh kepada lawan bicara, menunjukkan ketertarikan kita pada ucapan yang disampaikan, tidak memotong baik isi, maksud, dan perasaan pembicara, baik secara verbal maupun non verbal. Dalam prosesnya, kita perlu untuk mengamati dan memperhatikan dengan jelas pesan verbal dan non verbal yang ditampilkan lawan bicara kita. Kemudian kita perlu memahami pembicaraan dengan melakukan analisa sambil memahami perasaan lawan bicara. Baru setelahnya kita menanggapi, yaitu memberi umpan balik baik verbal maupun non verbal yang tepat.
Manfaat mendengar aktif adalah :
1. Membantu orang lain lebih lega akan permasalahannya
2. Menolong orang lain agar tidak takut akan perasaan dan pikirannya
3. Mengembangkan hubungan yang hangat
4. Membantu penyelesaian masalah
5. Mempengaruhi orang lain untuk mau mendengarkan pendapat orang lain
6. Melatih orang lain untuk mengarahkan diri, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri
Langkah-langkah yang dapat dilakukan ketika mendengar aktif adalah:
1. Konsentrasi, yaitu memberikan perhatian penuh pada lawan bicara baik secara verbal maupun non verbal seperti mengangguk, menatap, menjaga kontak mata.
2. Empati kepada lawan bicara agar kita bisa merasakan perasaan yang dirasakan teman yang sedang curhat dan menerima nya tanpa menghakimi . Hal ini juga membuat kita dapat memahami apa yang dirasakan sehingga kita dapat menangkap secara utuh masalah yang sedang dihadapi.
3. Bertanya dengan pertanyaan terbuka ( apa, bagaimana, mengapa, di mana, kapan ) untuk menggali atau bertanya lebih lanjut tentang esensi masalah yang disampaikan dengan tepat.
3. Menghindarkan gangguan selama proses mendengarkan, misalnya gawai, televisi, dll.
4. Hindari prasangka agar kita dapat fokus pada apa yang disampaikan lawan bicara
5. Merefleksikan pemahaman terhadap apa yang disampaikan lawan bicara dengan cara mengulang kembali dalam kalimat sederhana dan menyimpulkan inti pesan.
7. Terapkan prinsip lampu lalu lintas, yaitu lampu hijau berarti kita dapat bicara, lampu merah berarti kita yang mendengarkan, lampu kuning artinya kita bersiap berganti peran dari bicara ke mendengarkan ataupun sebaliknya.
Ada beberapa keterampilan yang dibutuhkan ketika mendengar aktif, yaitu:
1. Mendengarkan dengan jelas tanpa menghakimi atau mengkoreksi lawan bicara.
2. Melakukan refleksi, yaitu keterampilan menyimpulkan dan mengulang secara sederhana isi pesan, perasaan, pikiran yang disampaikan lawan bicara.
3. Parafrase, yaitu menyatakan kembali isi dari pernyataan atau kalimat lawan bicara
4. Memberi pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan tertutup yang jawabannya hanya ya atau tidak, agar kita dapat menggali an memahami lebih jelas tentang maksud lawan bicara
5. Memperhatikan bahasa tubuh kita sendiri dan lawan bicara serta menjaga kontak mata dan respon non verbal lainnya.
Ada beberapa hambatan yang perlu kita perhatikan saat melakukan mendengar aktif, yaitu:
1. Tidak sabar, tidak konsentrasi, karena waktu yang terbatas. Jika hal ini terjadi, sejak awal kita dapat menyampaikan bahwa kita memiliki keterbatasan waktu apakah tetap mau bercerita saat ini atau dapat ditunda dulu hingga kita siap.
2. Memberi pendapat pribadi (termasuk kritikan, penilaian, pemahaman bahwa lawan bicara salah) dan penyelesaian masalah secara dini. Hal ini perlu kita tahan hingga lawan bicara merasa nyaman dan siap untuk menerima masukan atau solusi yang kita tawarkan ketika ia memang membutuhkannya.
3. Tidak sependapat, berdebat, memotong pembicaraan. Kita perlu mengingat dan paham bahwa saat ini bukanlah ajang perdebatan melainkan kita ingin membantu teman kita, menjadi pendengar yang aktif.
4. Menasihati atau memberikan saran langsung seolah kita lebih bijak atau malah bercerita tentang pengalaman sendiri. Lagi-lagi terkait hal ini, kita perlu ingat bahwa saat ini adalah waktunya lawan bicara yang bercerita, bukan kita.
5. Memberi kesan tidak mendengarkan dengan berespon sinis atau sarkastis atau bersikap pasif menunjukkan kebosanan dan ketidaktertarikan. Jika hal ini terjadi, ada baiknya kita fokus pada tujuan kita membantu dengan mendengarkan masalah orang lain bukan semakin menjatuhkan mental mereka.
Setelah mendengar aktif dan membuat lawan bicara dapat mengungkapkan semua pikiran dan perasaan yang ingin disampaikan, kita dapat menunjukkan kepedulian kita sebagai pendukung yang baik dengan cara:
1. Menunjukkan bahwa kita “ada” untuknya dan bersedia mendengarkan masalahnya ketika ia membutuhkan kembali. Kita juga dapat menyampaikan harapan semoga masalahnya dapat selesai dengan baik pada akhirnya nanti.
2. Memberikan perhatian kecil, dengan menanyakan kabar di lain kesempatan, memberikan hadiah untuk menghibur, atau lainnya.
3. Tidak menghakimi dan mengecilkan masalah lawan bicara. Karena apa yang dianggap masalah kecil untuk kita belum tentu demikian di mata orang lain. Kita hanya perlu membantu mereka memiliki sudut pandang yang lebih positif dengan cara yang juga positif, bukan menghakimi atau mengecilkan.
4. Bersabar dan tidak menawarkan nasehat secara langsung dengan cara mengatakan pada lawan bicara seperti “Apa yang dapat saya bantu untuk membuatmu merasa lebih baik?”. Terkadang seseorang hanya butuh untuk didengarkan sehingga merasa lebih tenang. Dalam keadaan lebih tenang, seseorang dapat berpikir lebih jernih dan dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Pada akhirnya mereka dapat menemukan sendiri penyelesaian terbaik dari masalah yang dialaminya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan semangat untuk menjadi tempat curhat yang baik. Salam Sahabatku!
Oleh Innu Virgiani, M.Psi., Psikolog.